Sunday 28 April 2013

Hakikat Pendidikan


HAKIKAT PENDIDIKAN

1.       Konsepsi Pendidikan
a.       Konsepsi dasar pendidikan
1) Pendidikan berlangsung seumur hidup
2) Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
3) Pendidikan merupakan suatu keharusan

b.       Pendidikan hanya berlaku bagi manusia
               Karena manusia mempunyai akal budi sedangkan hewan tidak. Pendidikan dibagi 3, yaitu:
1)       Pendidikan  à mengolah hati anak didik
2)       Pengajaran  à mengolah otak anak didik
3)       Pelatihan     à mengolah lidah dan tangan anak didik

c.       Manusia perlu dididik (memperoleh pendidikan)
1)       Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya
2)       Manusia lahir tidak langsung dewasa
3)       Manusia adalah mahluk sosial
4)       Manusia dapat dididik dan mendidik

d.       Pendidikan sebagai proses transformasi nilai
            Nilai yang dapat ditransformasi:
1)       Nilai religi
2)       Nilai kebudayaan
3)       Nilai pengetahuan dan tehnologi
4)       Nilai keterampilan
            Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kepribadian individu yang lebih baik. 2 kemungkinan kepribadian:
v  Pedagogik (menuju kepribadian yang lebih baik)
v  Demagogik (yang merusak kepribadian)
Aspek kepribadian manusia:
1)       Pengetahuan
2)       Nilai/ sikap
3)       Keterampilan

e.                                                                               Tujuan pendidikan
                        Merupakan suatu gambaran falsafah (pandangan) hidup manusia baik individu atau kelompok (bangsa/ Negara). Hal ini menyangkut nilai dan norma dalam konteks kebudayaan (mitos, religi, kepercayaan, filsafat, ideologi, dll).
                        Tujuan pendidikan antar negara tidak sama karena disesuaikan dengan dasar negara, falsafah hidup bangsa, dan ideologi negara tersebut. Jadi tujuan pendidikan adalah untuk mencapai suatu kehidupan yang lebih baik. Atau bisa juga disebutkan bahwa tujuan pendidikan ialah kedewasaannya yang pengertiannya selalu terdapat dalam bentuk kekhususan, mengingat tempat, waktu, dan pandangan hidup manusia. Indikator manusia dewasa: mandiri, bertanggung jawab dan mengerti norma serta moral.

  1. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat
                  Pendidikan dimulai setelah anak lahir bahkan sebelum ia lahir yang disebut pendidikan pre-natal dan akan berlangsung selama ia mampu menerima pengaruh terus- menerus hingga tutup usia.

2.       Pengertian Pendidikan
Mendidik dan dididik saling berhubungan.
a.       Mendidik adalah komunikasi antara dua orang atau lebih. Mendidik adalah membantu anak dengan sengaja (membimbing, membantu, memberi pertolongan) agar menjadi manusia dewasa, susila, bertanggung jawab, dan mandiri. Yang dimaksud dewasa adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara:
1)       Pedagogis   à menyadari dan mengenal diri sendiri atas tanggung jawab sendiri.
2)       Biologis    à akil balig, dapat mengadakan keturunan dengan pertolongan jenis kelamin lain.
3)       Psikologis   à fungsi kejiwaannya telah berkembang sepenuhnya dan berdiferensiasi atau telah matang sosial dan moralnya.
4)       Sosiologis   à memenuhi syarat hidup bersama dalam masyarakat, yaitu: saling menghormati, saling menghargai, saling tenggang rasa, saling membantu, hidup harmonis dan membela kepentingan bersama

b.       Pendidikan ialah:
1)       Usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang- orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat/ tabiat sesuai dengan cita- cita pendidikan.
2)       Bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai kedewasaan.
3)       Proses bantuan dan pertolongan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta dididik atas pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya secara optimal.

Pedagogik berasal dari bahasa Yunani: paedos (anak) dan gogos (mendidik), yang berarti pendidikan anak/ formal
Andragogik berasal dari bahasa Yunani: andos (orang dewasa) dan gogos (mendidik), yang berarti pendidikan orang dewasa/ non-formal

3.       Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Deskriptif- Normatif
   Filsafat antropologi berpengaruh pada konsep dan praktek pendidikan karena menentukan nilai- nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melaksanakan pendidikan. Nilai ini dijadikan norma untuk menentukan ciri- ciri manusia secara normatif bersumber dari: norma masyarakat, norma filsafat, pandangan hidup dan religi. Contoh sistem nilai menjadi norma:
a.       Yunani Kuno memandang manusia sebagai Homo ludens atau mahluk bermain. Dan yang diutamakan disana adalah pendidikan jasmani yang bercorak deskriptif- normatif, dengan moto ‘men sana in corpore sano’ (dalam tubuh yang sehat terdapat juga jiwa yang sehat).
b.       Eropa Barat abad 17-19, rasionalisme disana memandang manusia sebagai Homo sapiens (mahluk berfikir). Dengan akal manusia menghasilkan pengetahuan. Rene Descartes bersemboyan ‘cogito ergo sum’ (saya berfikir maka saya ada). Implikasi dari pendidikan terpengaruh dari pengetahuan dan peranan akal disebut intelektualisme. John Locke pun mementingkan pengaruh pendidikan atas teori tabularasa. Maka kesimpulannya pengetahuan merupakan norma bagi pelaksanaan pendidikan.
c.       Amerika Serikat, John Dewey dengan filsafat Pragmatisme, Etika Ultilirianisme dan Psikologi Behaviorisme-nya berpandangan ‘bahwa kebenaran itu terletak pada kenyataan yang praktis’. Pandangan ini berpengaruh pada psikologi dan menghasilkan metode men-drill dan pelatihan yang akan menghasilkan manusia sebagai mesin berdasar respon terhadap stimulus.

Kesimpulan dari pernyataan diatas, tujuan itu ditentukan oleh nilai yang dijunjung tinggi oleh seseorang yang nilai itu sendiri bersifat normatif. Jadilah pendidikan bersifat normatif.

4.       Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis-Pragmatis
Ilmu mendidik teoritis dibagi 2 yaitu Ilmu mendidik sistematis dan Ilmu mendidik histories. IM sistematis mendahului IM histories, tapi Im histories mendukung IM Sistematis. IM sistematis = IM teoritis.
J.M. Gunning mengatakan “teori tanpa praktik baik bagi kaum cerdik cendekiawan dan praktik tanpa teori hanya terdapat pada orang- orang gila dan para penjahat

5.       Pendidikan sebagai Suatu Sistem
a.       Jonhson dan Rozenweig, “sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi”
b.       Campbell, “sistem merupakan himpunan komponen yang saling terkait yang berfungsi untuk mencapai tujuan”
c.       Shrode dan Voich, “definisi sistem hanya menampilkan unsur- unsur saja yaitu himpunan bagian yang berkaitan, bekerja secara mandiri dan saling mendukung untuk mencapai tujuan dalam lingkungan yang kompleks”

Sistem dibagi 2: Terbuka (dibiarkan berhubungan dengan komponen luar) dan Tertutup (terisolasi)
Jadi, pendidikan harus secara sistemik à penanganannya harus memperhatikan seluruh komponen terkait.

6.       Unsur-Unsur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan
a.       Peserta didik
            Mereka bukan sosok yang pasif menerima informasi hanya dari pendidik saja. arus globalisasi mempermudah komunikasi dan informasi memepengaruhi peserta didik untuk menerima masukan dari manapun. Sehingga peserta didik yang usianya relative sama dalam 1 ruangan kelas, mempunyai tingkat pengetahuan yang berbeda. Mereka berkembang secara individual.

b.       Pendidik
1)       Secara kodratà orang tua
2)       Menurut profesià guru
Guru menerima 3 tanggung jawab:
1)       Orang tua
2)       Masyarakat
3)       Negara (pemerintah)                        
Kedua pendidik diatas mempunyai 2 unsur dasar dalam mendidik yaitu: kasih sayang dan bertanggung jawab. Perlakuan pendidik pada pesertta didik adalah sebagai pengabdian dengan kebijaksanaan dan kesabaran yang tulus iklas.

c.       Tujuan
            Agar peserta didik menjadi individu yang lebih baik. Mereka menjadi cerdas, terampil dan berbudi luhur
Isi pendidikan
1)       Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan
2)       Materi sesuai dengan peserta didik

d.       Metode à Tergantung pada kemampuan pendidik yang bersangkutan

e.       Lingkungan
1)       Sosial budaya, 2)Fisik (bangunan, tehnik, ect), 3)Fisis (cuaca, musim, ect)

No comments:

Post a Comment