Teori Psikologi Pendidikan


Teori Disiplin Mental

Pengantar Psikolog Belajar, Prof. Dr. Mulyati, M.Pd
            Belajar berarti mendisiplinkan mental. Dalam kegiatan belajar membaca misalnya, diartikan oleh teori ini bahwa anak melatih “otot-otot” mentalnya. Mulai dari menghafal huruf-huruf, kata-kata, kalimat, dan seterusnnya.

Buku Teori-Teori Belajar, Ratna Wilis Dahar
            Teori disiplin mental [Plato, Aristoteles] menganggap bahwa dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Dalam mengajar siswa membaca misalnya, guru pengikut teori ini melatih “otot-otot” mental siswa. Guru-guru ini mula-mula akan memberikan daftar kata-kata yang diinginkannya dengan mengunakan kartu-kartu dimana tertulis setiap kata itu. Selanjutnya mereka melatih siswa-siswa mereka dan setiap hari diberi tes, dan lagi siswa-siswa yang belum pandai harus kembali sesudah jam sekolah untuk dilatih.


Teori Perkembangan Alamiah

Pengantar Psikolog Belajar, Prof. Dr. Mulyati, M.Pd
            Belajar, baru akan terjadi dan mendatangkan hasil bila anak telah benar-benar merasakan butuh untuk belajar. Sebab disaat ini dia akan melakukannya dengan penuh kegembiraan sehingga pengalaman ini akan melekat sebagai kecakapan atau keterampilan. Misalnya ia belajar membaca karena ia butuh pengetahuan apa isi “pengetahuan” yang terkandung dalam tulisan itu, belajar berhitung karena anak ingin tahu cara memecahkan suatu masalah yang harus dihadapi dengan atau secara aritmatis

Buku Teori-Teori Belajar, Ratna Wilis Dahar
            Menurut teori, anak itu akan berkembang secara alamiah. Para guru yang mengikuti teori ini mula-mula akan menunggu hingga siswa-siswa menyatakan keinginannya untuk belajar membaca misalnya, sebelum mereka mencoba mengajar siswa-siswa ini membaca. Jadi para guru lebih mementingkan perkembangan kematangan (maturational development) daripada menanamkan ketrampilan-ketrampilan tertentu. Lagipula mereka menginginkan agar belajar itu merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi anak.


Teori Behavioristik
Teori Thorndike

Pengantar Psikolog Belajar, Prof. Dr. Mulyati, M.Pd
            Prinsip pertama teori ini adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan untuk bertindak. Misalnya anak merasa senang atau tertarik akan kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan mengerjakannya. Bila ia merasa puas belajar menjahit maka ia akan menghasilkan prestasi yang memuaskan (law of readiness)
            Prinsip kedua bahwa pelajaran akan makin dapat dikuasai bila diulang-ulang (law of exercise)
            Prinsip ketiga bahwa koneksi antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak dapat menguat dan melemah, bergantung ‘buah’ hasil perbuatan yang pernah dilakukan (law of effect). Kecuali prinsip-prinsip diatas dikemukakan pula konsep transfer of training. Bahwa hasil kecakapan yang telah diperoleh dalam belajar dapat digunakan untuk memecahkan masalah lain.

Pengantar Psikologi Umum, Prof. Dr. Bimo Walgito
            Dalam setiap organisme pasti mengalami pembelajaran dengan adanya kemajuan setapak demi setaak dalam memecahkan masalahnya yang merupakan bukti bahwa organisme dalam memecahkan masalah tidak dengan insight (hanya melihat) tapi dengan trial to error (mencoba untuk gagal)

Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori, dan Aplikasi, Ella Yulaelawati
            Dalam buku ini Thorndike mengemukakan hubungan sebab-akibat antara stimulus dan respon. Hubungan ini dikenal dengan hukum akibat, latihan, dan kesiapan. Hukum akibat menyatakan bahwa ketika stimulus dan respon dihargai secara positif (diberi hadiah) akan terjadi penguatan dalam belajar. Sebaliknya bila dihargai negative (diberi hukuman) akan terjad penurunan motivasi belajar. Hukum latihan menyatakan bahwa pelatihan yang berulang-ulang tanpa pemberian balikan (feedback) belum tentu memotivasi kinerja seseorang. Kemudian hokum kesiapan menyatakan struktur system saraf seseorang dapat mempunyai kecenderungan tertentu dalam perubahan pola perilaku tertentu


Teori Pavlov

Pengantar Psikolog Belajar, Prof. Dr. Mulyati, M.Pd
            Pavlov menyusun teori berdasarkan eksperimennya yang terkenal, yakni tentang berfungsinya kelenjar ludah pada anjing. Kemudian dia menyimpulkan bahwa tingkah laku tertentu dapat dibentuk dengan cara diulang- ulang, ‘dipancing’ dengan sesuatu yang dapat menimbulkan tingkah laku itu.

Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori, dan Aplikasi, Ella Yulaelawati
            Pavlov mengemukakan teori berdasarkan percobaannya yang terkenal dengan melibatkan makanan, anjing dan bel. Sebelum dikondisikan, bunyi bel tidak memberikan respon dari seekor anjing. Setelah diberikan makanan, anjing mulai mengeluarkan air liur. Dalam pengkondisian, bel dibunyikan beberapa detik sebelum anjing diberi makanan, kemudian setelah pengkondisian terdapat perubahan perilaku: anjing itu dapat mengeluarkan air liur bila mendengar bunyi bel. Pavlov mengunakan hipotesis stimulus (rangsang)-respon (tanggapan). Makanan merupakan stimulus yang tak dikondisikan sedangkan bel merupakan stimulus yang dikondisikan. Mengeluarkan air liur sebelum mendengar bel merupakan respon yang tidak dipelajari, sedangkan mengeluarkan air liur setelah mendengar bel merupakan respon (terhadap bel) sebagai hasil pembelajaran.

Pengantar Psikologi Umum, Prof. Dr. Bimo Walgito
            Dalam buku ini Pavlov berpendapat bahwa kesadaran merupakan keadaan yang dubious, atau sesuatu yang tidak dapat diobservasi secara langsung aatu secara nyata. Berkaitan dengan hal tersebut, Pavlov sangat memusatkan perhatiannya pada masalah refleks, yang dikenal dengan Paham Psikologi Refleks. Ia juga berpendapat bahwa perilaku respon dapat dibentuk dengan cara memberi stimulus yang berkondisi secara berulang, sehingga akan terbentuk respons berkondisi.


            Teori Skinner

Pengantar Psikolog Belajar, Prof. Dr. Mulyati, M.Pd
Teori ini hampir sama dengan teori Pavlov, namun lebih terperinci. Ia membedakan adanya 2 macam, yaitu
o          Respondent respons, ialah respon yang dititmbulkan oleh stimulus tertentu (misalnya, air liur timbul karena makanan )
o          Operant respons, ialah respons yang menimbulkan stimulus baru, sehingga memperkuat respon tadi. Misalnya pintu box bergerak-gerak setelah tombol disentuh sedikit. Stimulus baru yakni sentuhan tombol dibuat lebih lama sehingga tutup bergerak lebih lama dan gerak tutup yang lama itu menyebabkan pintu box terbuka.
Skinner lebih memfokuskan perhatiannya pada jenis “operant respons”, maksudnya bahwa dalam proses belajar diperlukan usaha menimbulkan dan mengembangkan respons tersebut sebagai usaha bagaimana dapat memeperoleh “penguatan”.

Pengantar Psikologi Umum, Prof. Dr. Bimo Walgito
Dalam hal ini, ada dua perilaku, yaitu
o      Perilaku alami (innate behavior), yakni perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas dan bersifat reflektif
o      Perilaku operan (operant behavior), yakni perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak diketahui, tapi semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri. Perilaku operan ini belum tentu didahului oleh stimulus dari luar.

Kurikulum dan Pembelajaran. Filosofi, Teori, dan Aplikasi, Ella Yulaelawati
Seperti para pendahulunya, Skinner juga meyakini pola hubungan stimulus-respon, namun lebih nemekankan pada perubahan perilaku yang dapat diamati dengan mengabaikan kemungkinan yang terjadi dalam proses berfikir pada otak seseorang. Skinner menggunakan kondisi operasional (perilaku sukarela) yang meliputi
  • Penguatan positif atau penghargaan, yang membuat seseorang belajar lebih giat.
  • Penguatan negative, yang memungkinkan terjadinya keadaan untuk melarikan diri dari hal yang tidak diinginkan.
  • Pemadaman atau tanpa penghargaan, hal ini cenderung tidak akan diulangi karena tidak adanya penguatan.
  • Hukuman (diberi konsekuensi yang tidak menyenangkan atau menyakitkan).


Teori Kognitif

Kurikulum dan Pembelajaran. Filisofi, Teori, dan Aplikasi, Ella Yulaelawati
Kognitif merupakan teori yang berdasarkan proses berfikir dibelakang perilaku. Perubahan perilaku diamati dan digunakan sebagai indikator terhadap apa yang terjadi dalam otak peserta didik. Gagasan utama teori ini adalah perwakilan mental. Penganut teori in mengakui bahwa belajar melibatkan penggabungan-penggabungan yang dibangun melalui keterkaitan atau pengulangan dan memandang belajar sebagai perlibatan penguasaan atau penataan kembali struktur kognitif dimana seorang dan menyimpan informasi.


            Teori Gestald

Pengantar Psikologi Umum, Prof. Dr. Bimo Walgito
Sebagai contoh, apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah/ problem, maka akan terjadi ketidakseimbangan kognitif (cognitive disequilibrium) dan ini akan berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan. Karena itu apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif, hal ini akan mendorong organisme menuju kea rah keseimbangan (equilibrium) dengan insight (pengertian/pemahaman).

Perencanaan Pengajaran, R. Ibrahim Nana S.S.
Menurut teori Gestalt, belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian. Suatu keseluruhan terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain. Dalam belajar siswa harus mampu menangkap makna dari hubungan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya. Teori ini sangat menekankan pada insight, jadi dalam pelaksanaan mengajar, guru tidak memberkan potongan-potongan atau bagian bahan ajaran, tapi selalu satu kesatuan.

Pengantar Psikologi Belajar, Prof. Dr. Mulyati M.Pd.
Mula pertama teori ini dikembangkan dalam bidang persepsi penglihatan. Selanjutnya prinsip-prinsip di bidang pengamatan diberlakukan di bidang belajar dan berpikir, gengan alas an bahea apa yang dipikirkan itu bersumber dari apa yang dikenal lewat pengamatan dan berpikir itu pada hakekatnya melakukan pengubahan struktur kognitif.


            Teori Medan

Perencanaan Pengajaran, R. Ibrahim Nana S.S.
Psikologi medan/field Theory, pada prinsipnya sama dengan Gestald, menekankan keseluruhan dan keterpaduan. Menurut teori ini, individu selalu dalam suatu medan /suatu lapangan (yaitu lapangan fenomenal atau lapangan psikologis).
Dalam merencanakan suatu pengajaran, menurut teori Medan, tujuan harus dipilih yang bermakna bagi siswa dan dirumuskan sejelas mungkin. Bahkan tugas-tugas harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. Di samping penggunaan strategi dan media belajar yang tepat, motivasi dan pembimbingan siswa memegang peranan penting dalam meningkatkan upaya belajar siswa.

Psikologi Pendidikan, Drs. Sumardi Suryabrata,B.A.,M.A.,Ed.S.,Ph.D.
Teori ini mengemukakan bahwa belajar merupakan sarana perubahan dalam eksperimen mengenai insight. Terlalu banyak ulangan tidak menambah belajar; sebaliknya ulangan itu mungkin menyebabkan kejenuhan psikologis (psychological satiation) yang dapat membawa disorganisasi (kekacauan) dan dediferensiasi (kekaburan) dalam struktur kognitif. Perubahan ini disebabkan oleh kekuatan yang telah intrinsik ada dalam struktur kognitif. Tetapi struktur kognitif itu juga berubah-ubah sesuai dengan yang ada pada individu.

Psikologi Pendidikan; Drs. M. Dalyono
Lewin berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi antar kekuatan-kekuatan, baik yang dari dalam diri individu (tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan) maupun luar individu (tantangan dan permasalahan). Menurut Lewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari dua macam kekuatan satu dari struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu. Lewin memberikan peranan yang lebih penting pada motivasi reward.

No comments:

Post a Comment

Beda tugas akhir (final project) mahasiswa tingkat Sarjana (S-1), Magister (S-2), dan Doktoral (S-3)

Assalamu'alaikum Wr Wb. Setelah hampir enam tahun lamanya, saya membuka kembali blog ini. Kali ini saya akan share sedikit perbedaan po...