Wednesday 12 June 2013

Proses produksi ujaran (tahap-tahap ketika orang mau berujar; intangible) dan berakhir pada tindakan motorik (tangible) - (pandangan psikolinguistik)


  Proses produksi ujaran bermula dari proses mental (tahap-tahap ketika orang mau berujar; intangible) dan berakhir pada tindakan motorik (tangible). Jelaskan dengan rinci
-          Tahap ketika orang mau berujar (intangible) / perencanaan, ada 3 macam dalam proses intangible:
a.       Wacana (perencanaan ini mengenai topik yang akan diujarkan), topik atau tema yang akan diujarkan masih berupa konsep yang masih ada didalam pikiran.
b.      Kalimat (Perencanaan produksi kalimat) ada tiga kategori yaitu:
1)      Menentukan proposisi apa yang ingin dinyatakan (muatan proposional) dengan pemilahan peristiwa atau keadaan menjadi ihwal yang seolah-olah terpisah-pisah.
Contohnya: jika kita melihat seseorang wanita cantik yang memakai gaun bagus.
Pemilahanya berupa;
Ada seseorang wanita. Wanita itu cantik. Ada gaun. Gaun yang bagus.
2)      Muatan ilokusioner / makna yang akan disampaikan itu akan diwujudkan dalam kalimat seperti apa, apakah dengan kalimat representatif atau kalimat direktif. Jadi pada tahap ini seseorang ingin membuat kalimat/ujaran yang sesuai keinginan penutur dan mempunyai maksud menyampaikan pesan tertentu terhadap mitra tutur.
Contohnya: “Hari ini film yang diputar di cinema 21 bagus nggak beb?”
Kalimat diatas terproses didalam kategorisasi pembentukan kalimat yang diharapkan sesuai dengan apa yang diinginkan penutur. Meskipun contoh diatas menggunakan kalimat tanya, penutur sebenarnya ingin mengajak / diajak pacar untuk menonton film di cinema 21.
3)      Struktur tematik / menentukan berbagai unsur dalam kaitanya dengan fungsi gramatikal atau sematik dalam kalimat. Misalnya penutur cenderung ingin mengungkapkan sesuatu dalam kalimat aktif atau pasif.
Contohnya: Penutur ingin mengujarkan suatu kejadian
                  “kereta api menabrak pengendara sepeda motor” (kal. Aktif)
                  Atau
                  “Pengendara sepeda motor tertabrak kereta api” (kal. Pasif)
Penutur secara umum mungkin lebih memilih kalimat Pasif dari contoh diatas karena lebih berterima daripada contoh yang menggunakan kalimat aktif.
c.       Konstituen (perencanaan produksi konstituen yang membentuk kalimat)
Tahapan ini si penutur ingin memilih konstituen / unsur pokok / pilihan kata yang maknanya sesuai dengan apa yang diinginkan penutur.
Contoh dalam bahasa jawa:
- jika bertemu / reuni dengan kawan lama yang sangat akrab
 “Woi ndes, iseh urip to awakmu?”
- jika bertemu / reuni dengan kawan lama yang tidak akrab / biasa saja
        “Woi mas bro, pie kabarmu, waras to?”
Perencanaan konstituen / tahap memilih kata dengan makna yang sangat tepat dapat  dilihat seperti contoh diatas meskipun terkadang secara struktur hierarkis sangat berbalik antara makna kalimat dengan makna ujaran.
-          Tahap tangible (tindakan motorik) / Pelaksanaan (Artikulasi)
Setelah kalimat yang ingin diujarkan sudah dipersiapkan melalui tahap intangible, maka bagian otak yang disebut ‘broca’ memerintahkan ‘korteks motor’ untuk berkerja. Korteks motor meliputi jalur diotak yang mengendalikan lidah, rahang gigi, pita suara, dan perangkat wicara lainya.
       Contoh singkat ketika mau mengujarkan kata ‘roti’. Maka yang terjadi adalah korteks motor memerintahkan;
(-)   pita suara untuk bersiap-siap bergetar untuk menghasilkan bunyi
(-)   menempelkan ujung lidah kedaerah alveolar dan digetarkan berkali
(-)   pita suara bergetar bersamaan dengan lidah yang bergetar didaerah alveolar
(-)   uvula menempel pada tenggorokan agar udara tidak keluar lewat hidung
Proses diatas adalah untuk menghasilkan bunyi rhotic [r], dan  juga seterusnya untuk menghasilkan bunyi [o], [t], dan [i], korteks motor memerintahkan organ wicara terkait yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi tersebut. Tentunya proses ini terjadi dengan cepat sehingga laju ujaran yang keluar menjadi terasa normal.

No comments:

Post a Comment