Proses
produksi ujaran bermula dari proses mental (tahap-tahap ketika orang mau
berujar; intangible) dan berakhir pada tindakan motorik (tangible). Jelaskan
dengan rinci
-
Tahap ketika
orang mau berujar (intangible) / perencanaan, ada 3 macam dalam proses
intangible:
a. Wacana (perencanaan ini mengenai topik yang akan
diujarkan), topik atau tema yang akan diujarkan masih berupa konsep yang masih
ada didalam pikiran.
b. Kalimat (Perencanaan produksi kalimat) ada tiga
kategori yaitu:
1) Menentukan proposisi apa yang ingin dinyatakan (muatan
proposional) dengan pemilahan peristiwa atau keadaan menjadi ihwal yang
seolah-olah terpisah-pisah.
Contohnya: jika kita melihat seseorang wanita cantik yang
memakai gaun bagus.
Pemilahanya berupa;
Ada seseorang wanita. Wanita itu
cantik. Ada gaun. Gaun yang bagus.
2)
Muatan
ilokusioner / makna yang akan disampaikan itu akan diwujudkan dalam kalimat
seperti apa, apakah dengan kalimat representatif atau kalimat direktif. Jadi
pada tahap ini seseorang ingin membuat kalimat/ujaran yang sesuai keinginan
penutur dan mempunyai maksud menyampaikan pesan tertentu terhadap mitra tutur.
Contohnya: “Hari
ini film yang diputar di cinema 21 bagus nggak beb?”
Kalimat diatas
terproses didalam kategorisasi pembentukan kalimat yang diharapkan sesuai
dengan apa yang diinginkan penutur. Meskipun contoh diatas menggunakan kalimat tanya,
penutur sebenarnya ingin mengajak / diajak pacar untuk menonton film di cinema
21.
3)
Struktur tematik
/ menentukan berbagai unsur dalam kaitanya dengan fungsi gramatikal atau
sematik dalam kalimat. Misalnya penutur cenderung ingin mengungkapkan sesuatu
dalam kalimat aktif atau pasif.
Contohnya:
Penutur ingin mengujarkan suatu kejadian
“kereta api menabrak
pengendara sepeda motor” (kal. Aktif)
Atau
“Pengendara sepeda motor
tertabrak kereta api” (kal. Pasif)
Penutur secara
umum mungkin lebih memilih kalimat Pasif dari contoh diatas karena lebih
berterima daripada contoh yang menggunakan kalimat aktif.
c. Konstituen (perencanaan produksi konstituen yang
membentuk kalimat)
Tahapan ini si penutur ingin memilih konstituen /
unsur pokok / pilihan kata yang maknanya sesuai dengan apa yang diinginkan
penutur.
Contoh dalam bahasa jawa:
- jika bertemu / reuni dengan kawan lama yang sangat
akrab
“Woi ndes, iseh urip to awakmu?”
- jika bertemu / reuni dengan kawan lama yang tidak
akrab / biasa saja
“Woi mas bro, pie kabarmu, waras to?”
Perencanaan
konstituen / tahap memilih kata dengan makna yang sangat tepat dapat dilihat seperti contoh diatas meskipun
terkadang secara struktur hierarkis sangat berbalik antara makna kalimat dengan
makna ujaran.
-
Tahap tangible
(tindakan motorik) / Pelaksanaan (Artikulasi)
Setelah kalimat yang ingin diujarkan sudah
dipersiapkan melalui tahap intangible, maka bagian otak yang disebut ‘broca’
memerintahkan ‘korteks motor’ untuk berkerja. Korteks motor meliputi jalur
diotak yang mengendalikan lidah, rahang gigi, pita suara, dan perangkat wicara
lainya.
Contoh singkat
ketika mau mengujarkan kata ‘roti’. Maka yang terjadi adalah korteks motor
memerintahkan;
(-) pita suara
untuk bersiap-siap bergetar untuk menghasilkan bunyi
(-)
menempelkan ujung lidah kedaerah alveolar dan digetarkan berkali
(-) pita suara
bergetar bersamaan dengan lidah yang bergetar didaerah alveolar
(-) uvula
menempel pada tenggorokan agar udara tidak keluar lewat hidung
Proses diatas adalah untuk menghasilkan bunyi rhotic [r], dan juga seterusnya untuk menghasilkan bunyi [o],
[t], dan [i], korteks motor memerintahkan organ wicara terkait yang berfungsi
untuk menghasilkan bunyi tersebut. Tentunya proses ini terjadi dengan cepat
sehingga laju ujaran yang keluar menjadi terasa normal.
No comments:
Post a Comment