proses persepsi ujaran sampai dengan penyimpanan
berdasarkan diagram
-
Info / Ikonik
Proses pada
tahap ini adalah transmisi bunyi dan visual, bunyi yang dikeluarkan oleh
manusia ditransmisikan ke telinga pendengar melalui gelombang udara dan ikonik
disini juga bisa hal yang berkaitan dengan visual yang khusus nya dilakukan
oleh indera penglihatan / mata misalnya pada saat membaca.
-
Saraf Sensoris,
ada 3 tahap:
(-) Tahap 1
(tahap auditori):
Pada tahap ini
manusia menerima ujaran sepotong demi sepotong dan ditanggapi dari segi
akustiknya. Konsep seperti titik artikulasi, cara artikulasi, fitur distingtif,
dan VOT sangat bermanfaat karena inilah yang memisahkan satu bunyi dari bunyi
yang lain. Bunyi-bunyi dalam ujaran itu tersimpan dalam memori auditori.
(-) Tahap 2
(tahap fonetik)
Bunyi-bunyi di
identifikasi pada tahap ini, apakah bunyi tersebut termasuk [+konsonantal],
[+Vois], [+nasal] dst dan juga apakah bunyi tersebut diikuti oleh konsonan atau
vokal (tinggi, rendah, depan
, belakang, dsb). Misalnya ketika mendengar ujaran ‘bibir seksi’, maka mental kita mempersepsi bunyi [b] terlebih dahulu dan menentukan bunyi apa yang kita dengar. Segmen bunyi ini kemudian di simpan di memori fonetik. Analisis mental lain untuk menentukan kata itu apa adalah dengan mengurutkan bunyi. Bunyi [a], [i], dan [n] akan membrntuk kata yang berbeda bila urutanya berbeda. Jika [a] terdegnar terlebih dahulu kemudian di ikuti [n] dan kemudian [i], maka akan terdengar bunyi [ani]; sedangkan jika bunyi [n[ terlebih dahulu dan di ikuti berurutan oleh bunyi [i] dan [a], maka akan terdengar bunyu [nia].
, belakang, dsb). Misalnya ketika mendengar ujaran ‘bibir seksi’, maka mental kita mempersepsi bunyi [b] terlebih dahulu dan menentukan bunyi apa yang kita dengar. Segmen bunyi ini kemudian di simpan di memori fonetik. Analisis mental lain untuk menentukan kata itu apa adalah dengan mengurutkan bunyi. Bunyi [a], [i], dan [n] akan membrntuk kata yang berbeda bila urutanya berbeda. Jika [a] terdegnar terlebih dahulu kemudian di ikuti [n] dan kemudian [i], maka akan terdengar bunyi [ani]; sedangkan jika bunyi [n[ terlebih dahulu dan di ikuti berurutan oleh bunyi [i] dan [a], maka akan terdengar bunyu [nia].
(-) Tahap 3
(tahap fonologis)
Tahap ini adalah
menerapkan aturan fonologis pada deretan bunyi yang terdengar, apakah bunyi
yang didengar sudah mengikuti aturan fonotaktik yang ada didalam bahasa
pendengar apa tidak. Kombinasi bunyi yang tidak sesuai dengan aturan fonotaktik
bahasa pendengar pastilah akan ditolak. Contohnya: Pada bahasa jawa dengan kata
/ndemak/ atau /ndeso/, orang jawa akan mempersepsi bunyi /nd/ karena fonotaktik
orang jawa memungkinkan bunyi seperti itu, dan mungkin juga akan berbeda dengan
orang inggris mungkin akan mempersepsi bunyi tersebut secara terpisah. Jeda
(juncture) dapat membedakan antara satu kata dengan kata yang lainya
-
Ingatan jangka
pendek (Ijpe)
Setelah melalui
tahap-tahap diatas, ujaran-ujaran yang telah diterima masuk ke ingatan
sensorial (lebih singkat daripada IJpe), meliputi ekoik (auditif), ikonik (visual) juga berfungsi dalam Ingatan
sensorial, bahkan ingatan haptik (Raba).
Ingatan jangka
pendek mencakup segala ingatan yang ditangkap oleh semua panca indera dengan
kapasitas terbatas dengan menahan ujaran/informasi dalam beberapa detik saja
dan cepat menghilang / tidak terlacak. Contohnya: Seseorang yang diberi tahu
nomor telepon teman yang mungkin berdigit cuma 11 akan hafal sebelum
mencatatnya ke memori telepon (phonebook), dan akan hilang ingatan tentang 11
digit tersebut atau lupa setelah menyimpanya ke memori telepon.
-
Ingatan jangka
panjang (Ijpa)
Ijpa terjadi
jika Ijpe mengalami perhatian / perlakuan mendalam yang sistematis seperti
pengulangan / pengingatan baik secara sadar maupun tidak sadar. Jadi pada saat
informasi atau ujaran berada di Ijpa, artinya orang dapat mengingat kembali,
baik ingatan lepas maupun ingatan yang baru saja diterima Ijpe. Informasi yang
ada di Ijpa akan bertahan lama jika dalam kondisi tertentu, Ijpa merupakan
wadah utama informasi dan dapat dikatakan kapasitasnya tidak terbatas.
Contohnya: Dosen filsafat
dalam setiap pertemuanya selama perkuliahan selalu berbicara tentang tiga pilar
filsafat seperti ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Mahasiswa secara
sadar bahkan tidak sadar dapat mengingat informasi ketiga pilar tersebut dalam
ingatan jangka panjang mereka.
No comments:
Post a Comment