Cara menghindari jurnal predator

Bisnis publikasi jurnal di Indonesia semakin menjanjikan dan menggiurkan bagi para pengelola jurnal. Pasalnya, banyak oknum yang lebih mementingkan pendapatan (income) daripada kebermanfaatan ilmu untuk masyarakat luas. Bagaimana tidak, dosen di setiap semester wajib melakukan publikasi penelitian yang mana biayanya semakin mencekik leher. Ditambah lagi, sebagian besar mahasiswa tingkat sarjana pun wajib melakukan publikasi sebagai salah satu syarat kelulusan/wisuda. Hal ini membuat beberapa oknum memanfaatkan situasi supaya mendapatkan uang dalam jumlah besar (meskipun tidak semua pengelola jurnal begitu). Jurnal predator tidak hanya berasal dari luar negeri saja (yang mengaku terindeks Scopus dll), bibit-bibit jurnal predator pun sudah menjamur di Indonesia. Misalnya saja, ketika beberapa jurnal baru saja terakreditasi Sinta, biaya publikasi menjadi semakin di luar nalar. Jumlah artikel sangat banyak dalam setiap nomor/volume/edisi. 

Berikut ini adalah cara supaya terhindar dari jurnal predator.
- Tambah literasi tentang jurnal yang bagus dan tidak bagus (predator), misalnya dengan sering membaca informasi terkait jurnal di forum sosial media dan mengikuti kegiatan seminar/workshop.
- Hati-hati terhadap undangan publikasi jurnal yang ada di e-mail kita.
- Kolaborasi dan diskusi dengan kolega/co-author terkait pilihan jurnal yang baik dan sesuai kebutuhan/kemampuan.
- Gunakan alat pendeteksi seperti Willey, Scimagojr, elsevier, Sinta, Garuda, dll. 
- Jurnal yang terafiliasi kampus/universitas jauh lebih aman. 
 
Demikian tips bagaimana menghindari jurnal predator, semoga bermanfaat. 

Creativity and Innovative Language Teaching for Young Learners

Mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak bukanlah suatu hal yang sederhana. Perlu teknik dan inovasi dalam pelaksanaannya. Misalnya dengan knocking their heart supaya suasana hati mereka terjaga dan tidak terjadi demotivasi dalam prosesnya. Mimik muka dalam berkomunikasi juga penting (tidak datar) karena positive vibes bisa menular. Mengambil sekelumit teori dari semiotika sosial, kita perlu membaca situasi dan tanda-tanda siswa apakah mereka mengantuk, bersemangat, demotivated, sedih, dll. Anak-anak tidak bisa berpura-pura apakah mereka dalam kondisi senang atau tidak. Maka tugas kita adalah membuat suasana pembelajaran tetap kondusif, misalnya dengan total physical response. Siswa diminta bergerak sejenak, berdiri, mengangkat tangan, dll, supaya menjadi lebih bersemangat. Terlebih, kita tidak dianjurkan hanya berfokus pada LKS dan struktur bahasa. Kita perlu yang namanya multimodal dalam pembelajaran, misalnya dengan ular tangga yang menggambarkan part of body. Siswa diminta untuk menyebutkan apa yang mereka lihat dan tidak terlalu fokus pada kesalahan pengucapan dan penulisan siswa. Untuk media pembelajaran yang lebih inotatif dan berbasis teknologi, guru bisa menggunakan artificial intelligence dari berbagai platform, misalnya tune pocket, suno.com, dll (lebih lengkap lihat di materi ppt).

Note: The words above inspired from the speaker, Dewi Puspitasari, M.Pd, IAIN Gusdur Pekalongan. 







Literasi, Gender, dan Inklusi Sosial

 "Literasi memang bermuara pada bahasa. Kita mengetahui konsep-konsep tertentu karena bahasa. Hanya saja, literasi tidak berhenti di bahasa saja. Literacy isn't only about linguistics. Yang terpenting, tujuan mulia dan utama dari literasi adalah untuk kehidupan sosial"

(Zulfa Sakhiyya,4 Mei 2024)

Berikut saya share materi webinar di Unesa terkait literasi dan link YouTube dari acara tersebut. Semoga bermanfaat.

1. Link Materi 
2. Link YouTube



Beda tugas akhir (final project) mahasiswa tingkat Sarjana (S-1), Magister (S-2), dan Doktoral (S-3)

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Setelah hampir enam tahun lamanya, saya membuka kembali blog ini. Kali ini saya akan share sedikit perbedaan pokok tentang skripsi (S-1), tesis (S-2), dan disertasi (S-3) umumnya dalam penelitian linguistik maupun pendidikan bahasa. Mudah-mudahan bisa membantu :) . Maaf ya teman-teman, saya pakai bahasa campur-campur, mudah-mudahan bisa dipahami. ✌

Difference between S1, S2, S3.      

S1 = to describe (what they observe/investigate, shorter period) from the word script

2.     S2 = not only description, but also statement/opinion, classifying, levelnya memberikan saran kepada pembaca dan pihak-pihak tertentu.

3.      S3 = not only classifying, you should

Contoh Ketentuan Lomba Debat dan Format Penilaian Lomba Debat


KETENTUAN LOMBA DEBAT
1.        Pelaksanaan dan indentifikasi lomba:
a.         Hari/Tanggal             : Rabu/2 Mei 2018
b.        Pukul                         : 10.15 s.d. 12.45 WIB
c.         Tempat                      : Auditorium STIKES St. Elisabeth Semarang
d.        Kategori                     : Kelompok (3 orang)
e.         Waktu debat               : 150 Menit
f.         Tema                           :
1)        Pro kontra peran generasi millennial bagi pembangunan bangsa
2)        Pro kontra sosial media bagi perkembangan demokrasi Bangsa Indonesia
3)        Pro kontra paperless dalam dunia akademik dan media massa
4)        Pro kontra represi/ peminimalan berita kriminal dan kekerasan yang diekspos di media massa

Cara menghindari jurnal predator

Bisnis publikasi jurnal di Indonesia semakin menjanjikan dan menggiurkan bagi para pengelola jurnal. Pasalnya, banyak oknum yang lebih memen...