HAKIKAT PENDIDIKAN
1.
Konsepsi Pendidikan
a. Konsepsi dasar pendidikan
1) Pendidikan berlangsung seumur
hidup
2) Tanggung jawab pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama
3) Pendidikan merupakan suatu
keharusan
b. Pendidikan hanya berlaku bagi
manusia
Karena manusia mempunyai akal budi sedangkan hewan
tidak. Pendidikan dibagi 3, yaitu:
1) Pendidikan à mengolah hati anak didik
2) Pengajaran à mengolah otak anak didik
3) Pelatihan à mengolah lidah dan tangan anak didik
c. Manusia perlu dididik (memperoleh
pendidikan)
1) Manusia dilahirkan dalam
keadaan tidak berdaya
2) Manusia lahir tidak langsung
dewasa
4) Manusia dapat dididik dan
mendidik
d. Pendidikan sebagai proses
transformasi nilai
Nilai yang dapat ditransformasi:
1) Nilai religi
2) Nilai kebudayaan
3) Nilai pengetahuan dan tehnologi
4) Nilai keterampilan
Tujuan pendidikan adalah untuk
mencapai kepribadian individu yang lebih baik. 2 kemungkinan kepribadian:
v
Pedagogik (menuju kepribadian yang lebih
baik)
v
Demagogik (yang merusak kepribadian)
Aspek kepribadian manusia:
1) Pengetahuan
2) Nilai/ sikap
3) Keterampilan
e.
Tujuan
pendidikan
Merupakan suatu gambaran
falsafah (pandangan) hidup manusia baik individu atau kelompok (bangsa/
Negara). Hal ini menyangkut nilai dan norma dalam konteks kebudayaan (mitos,
religi, kepercayaan, filsafat, ideologi, dll).
Tujuan pendidikan antar
negara tidak sama karena disesuaikan dengan dasar negara, falsafah hidup
bangsa, dan ideologi negara tersebut. Jadi tujuan pendidikan adalah untuk
mencapai suatu kehidupan yang lebih baik. Atau bisa juga disebutkan bahwa
tujuan pendidikan ialah kedewasaannya yang pengertiannya selalu terdapat dalam
bentuk kekhususan, mengingat tempat, waktu, dan pandangan hidup manusia.
Indikator manusia dewasa: mandiri, bertanggung jawab dan mengerti norma serta
moral.
- Pendidikan
berlangsung sepanjang hayat
Pendidikan dimulai setelah
anak lahir bahkan sebelum ia lahir yang disebut pendidikan pre-natal dan akan berlangsung selama ia mampu menerima
pengaruh terus- menerus hingga tutup usia.
2.
Pengertian Pendidikan
Mendidik
dan dididik saling berhubungan.
a. Mendidik adalah komunikasi antara dua
orang atau lebih. Mendidik adalah membantu anak dengan sengaja (membimbing,
membantu, memberi pertolongan) agar menjadi manusia dewasa, susila, bertanggung
jawab, dan mandiri. Yang dimaksud dewasa adalah dapat bertanggung jawab
terhadap diri sendiri secara:
1) Pedagogis à menyadari dan mengenal diri sendiri atas tanggung
jawab sendiri.
2) Biologis à
akil balig, dapat mengadakan keturunan dengan pertolongan jenis kelamin lain.
3) Psikologis à fungsi kejiwaannya telah berkembang sepenuhnya
dan berdiferensiasi atau telah matang sosial dan moralnya.
4) Sosiologis à memenuhi syarat hidup bersama dalam masyarakat,
yaitu: saling menghormati, saling menghargai, saling tenggang rasa, saling
membantu, hidup harmonis dan membela kepentingan bersama
b. Pendidikan ialah:
1) Usaha sadar dan sistematis yang
dilakukan orang- orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta
didik agar mempunyai sifat/ tabiat sesuai dengan cita- cita pendidikan.
2) Bantuan yang diberikan dengan
sengaja kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk
mencapai kedewasaan.
3) Proses bantuan dan pertolongan
yang diberikan oleh pendidik kepada peserta dididik atas pertumbuhan jasmani
dan perkembangan rohaninya secara optimal.
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani: paedos (anak) dan gogos (mendidik), yang berarti pendidikan anak/ formal
Andragogik berasal dari bahasa Yunani: andos (orang dewasa) dan gogos (mendidik), yang berarti pendidikan
orang dewasa/ non-formal
3.
Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu
yang Bersifat Deskriptif- Normatif
Filsafat
antropologi berpengaruh pada konsep dan praktek pendidikan karena menentukan
nilai- nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu
bangsa yang melaksanakan pendidikan. Nilai ini dijadikan norma untuk menentukan
ciri- ciri manusia secara normatif bersumber dari: norma masyarakat, norma
filsafat, pandangan hidup dan religi. Contoh sistem nilai menjadi norma:
a. Yunani Kuno memandang manusia
sebagai Homo ludens atau mahluk
bermain. Dan yang diutamakan disana adalah pendidikan jasmani yang bercorak
deskriptif- normatif, dengan moto ‘men
sana in corpore sano’ (dalam tubuh yang sehat terdapat juga jiwa yang
sehat).
b. Eropa Barat abad 17-19, rasionalisme
disana memandang manusia sebagai Homo
sapiens (mahluk berfikir). Dengan akal manusia menghasilkan pengetahuan. Rene
Descartes bersemboyan ‘cogito ergo
sum’ (saya berfikir maka saya ada). Implikasi dari pendidikan terpengaruh
dari pengetahuan dan peranan akal disebut intelektualisme. John Locke
pun mementingkan pengaruh pendidikan atas teori tabularasa. Maka kesimpulannya
pengetahuan merupakan norma bagi pelaksanaan pendidikan.
c. Amerika Serikat, John Dewey
dengan filsafat Pragmatisme, Etika Ultilirianisme dan Psikologi
Behaviorisme-nya berpandangan ‘bahwa
kebenaran itu terletak pada kenyataan yang praktis’. Pandangan ini
berpengaruh pada psikologi dan menghasilkan metode men-drill dan pelatihan yang
akan menghasilkan manusia sebagai mesin berdasar respon terhadap stimulus.
Kesimpulan dari
pernyataan diatas, tujuan itu ditentukan oleh nilai yang dijunjung tinggi oleh
seseorang yang nilai itu sendiri bersifat normatif. Jadilah pendidikan bersifat
normatif.
4.
Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu
yang Bersifat Teoritis dan Praktis-Pragmatis
Ilmu mendidik teoritis dibagi 2
yaitu Ilmu mendidik sistematis dan Ilmu mendidik histories. IM sistematis
mendahului IM histories, tapi Im histories mendukung IM Sistematis. IM
sistematis = IM teoritis.
J.M. Gunning mengatakan “teori tanpa praktik baik bagi kaum cerdik
cendekiawan dan praktik tanpa teori hanya terdapat pada orang- orang gila dan
para penjahat”
5.
Pendidikan sebagai Suatu Sistem
a. Jonhson
dan Rozenweig, “sistem adalah suatu
kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi”
b. Campbell, “sistem merupakan himpunan
komponen yang saling terkait yang berfungsi untuk mencapai tujuan”
c. Shrode
dan Voich, “definisi sistem hanya
menampilkan unsur- unsur saja yaitu himpunan bagian yang berkaitan, bekerja
secara mandiri dan saling mendukung untuk mencapai tujuan dalam lingkungan yang
kompleks”
Sistem dibagi 2: Terbuka
(dibiarkan berhubungan dengan komponen luar) dan Tertutup (terisolasi)
Jadi, pendidikan harus secara
sistemik à penanganannya harus
memperhatikan seluruh komponen terkait.
6.
Unsur-Unsur dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pendidikan
a. Peserta didik
Mereka bukan sosok yang pasif menerima informasi hanya
dari pendidik saja. arus globalisasi mempermudah komunikasi dan informasi
memepengaruhi peserta didik untuk menerima masukan dari manapun. Sehingga
peserta didik yang usianya relative sama dalam 1 ruangan kelas, mempunyai
tingkat pengetahuan yang berbeda. Mereka berkembang secara individual.
b. Pendidik
1) Secara kodratà orang tua
2) Menurut profesià guru
Guru menerima 3 tanggung jawab:
1) Orang tua
2) Masyarakat
3) Negara (pemerintah)
Kedua pendidik diatas mempunyai
2 unsur dasar dalam mendidik yaitu: kasih sayang dan bertanggung jawab.
Perlakuan pendidik pada pesertta didik adalah sebagai pengabdian dengan
kebijaksanaan dan kesabaran yang tulus iklas.
c. Tujuan
Agar peserta didik menjadi individu yang lebih baik.
Mereka menjadi cerdas, terampil dan berbudi luhur
Isi pendidikan
1) Materi harus sesuai dengan
tujuan pendidikan
2) Materi sesuai dengan peserta
didik
d. Metode à Tergantung pada kemampuan
pendidik yang bersangkutan
e. Lingkungan
1) Sosial budaya, 2)Fisik
(bangunan, tehnik, ect), 3)Fisis (cuaca, musim, ect)
No comments:
Post a Comment